About Me

Sunday, August 7, 2011

MAKNA S.U.L.A.P

 

“Sulap”, bila kita membolak-balik kata dalam tanda petik tersebut maka kita akan mendapatkan sebuah kata yang lain, yaitu “Palsu”. Begitu mendengar kata “sulap” mungkin kita langsung teringat dengan kelinci yang keluar dari topi, burung dara putih, kotak berisi manusia dengan selusin pedang menembusnya, atau kita akan terbayang wajah misterius David Copperfield yang sedang menembus tebalnya Great Wall.

Hobi belajar sulap sejak kecil menjadikan saya sebagai sasaran tepat untuk orang bertanya “bagaimana itu bisa terjadi ?” dan “apa rahasia di balik hilangnya patung Liberty atau bengkoknya sendok ?” Dengan berlindung di balik alasan yang selalu sama, yaitu “kode etik pesulap” saya merasa aman dan tak dikejar-kejar rasa penasaran mereka. Dengan alasan yang sama pula rahasia trik-trik sulap di atas tidak akan saya bongkar dalam tulisan ini. Walaupun tidak mudah untuk menjelaskan inti sulap hanya lewat tulisan, izinkan saya membagikan sesuatu yang jauh lebih penting dibandingkan permainan sulap itu. Bila Anda menerapkan hal-hal di bawah ini, dijamin Anda akan lebih mengerti dan memahami tentang filosofi sulap…atau malah bertambah bingung.

“Magic to Logic”

Magic sering dihubungkan dengan hal yang bersifat gaib, di luar penalaran atau dikaitkan dengan dunia mistik . Sah-sah saja apa yang telah dipersepsikan masyarakat pada kata magic. Tanpa ingin mengubah apalagi memutus benang yang sudah ada di benak para pembaca, saya ingin mengajak pembaca bermain-main ke masa lalu. Sewaktu sang jenius Thomas Alva Edison menciptakan gramofon.



Pada saat itu, orang-orang yang mendengarkan mengira suara yang keluar dari alat itu adalah suara setan. Tidak masuk dalam logika mereka bahwa ada alat yang bisa mengeluarkan suara musik atau suara manusia. Kemampuan nalar manusia pada saat itu belum dapat menangkap apa yang dilihatnya. Banyak dari mereka langsung mengambil kesimpulan yang sederhana, bahwa ini pasti dibantu oleh “sesuatu yang di luar sana”.

Apa yang kita tidak tahu itu kita sebut sebagai magic, sampai saatnya kita bisa menerimanya dan kemudian hal itu kita sebut sebagai logic. Sekarang, ambillah HP Anda dan pandangilah baik-baik. Apa yang terjadi bila dengan HP di tangan itu jika Anda mundur ke abad 18 ?, Apa komentar orang-orang begitu melihat benda di tangan Anda ?

“Keajaiban adalah batas tipis antara ketidaktahuan dan pemahaman...”

Nah, apa bedanya dahulu dan sekarang ? Apa yang dilakukan pesulap adalah apa yang tidak diketahui oleh banyak orang. Jadi syarat yang pertama untuk mengetahui trik-trik sulap adalah : jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kemudian buka pikiran Anda. Begitu seseorang menonton permainan sulap dan dengan cepatnya mengambil kesimpulan bahwa apa yang dilihatnya adalah sesuatu yang “dibantu kekuatan lain”, maka otaknya akan mandek dan tidak mau mencari jawaban atas rahasia di baliknya.

Persepsi

Kabar gembira bagi mereka yang suka dengan psikologi…sulap adalah psikologi. 50 % yang dipelajari oleh pesulap adalah hal yang bersifat psikologis dan sains atau ilmu pengetahuan, serta 50 % adalah seni. Banyak dari kita melihat pertunjukan sulap hanya dari sudut seni saja, oleh karena itu, kita susah menangkap rahasia di baliknya, karena hanya terfokus di porsi 50 % nya saja. Bila anda sedang ujian dan bisa menjawab 50 % saja, maka bisa dipastikan anda akan tidak lulus, bukan?

Hal terbesar yang dipelajari pesulap bukanlah kecepatan tangan, bukanlah mantra abrakadabra, atau melakukan ritual tertentu. Hal terbesar yang dipelajari oleh pesulap adalah psikologi pesulap, yaitu cara berpikir manusia, cara manusia melihat segala hal. Setelah mempelajari bagaimana manusia berpikir, pesulap akan melakukan gerakan atau berbicara dengan cara tertentu sehingga menimbulkan suatu persepsi di benak penonton. Persepsi inilah yang paling penting dalam pemainan sulap.

Dalam pemasaran ada istilah yang sangat populer, yaitu "perception is more important than reality" atau "Persepsi lebih penting dari kenyataan". Contohnya, bila kita pergi ke supermarket dan ingin membeli air mineral dalam kemasan, di situ ada dua pilihan, yang satu dengan merek terkenal dan yang satunya bukan merek terkenal. Mana yang kita pilih ?

Sebagian besar dari kita akan memilih yang bermerek, walaupun harus membayar dengan harga yang jauh lebih tinggi. Kenapa ini terjadi ? Bukankah sebagian besar dari pembeli tidak tahu dengan pasti bahwa produk bermerek airnya lebih murni daripada yang tak bermerek ? Namun mengapa kita mau mengorbankan uang yang lebih banyak untuk sebuah merek ? Persepsi tentang merek yang dikaitkan dengan sesuatu yang baik-lah yang membuat kita yakin, bukan pada kenyataannya.

Di zaman serba maju ini, di mana informasi bukan sebuah barang mahal lagi, manusia bangga akan kemajuan yang telah dicapai. Namun dari sisi pesulap, pencapaian dalam peradaban modern ini membawa banyak sekali kelemahan-kelemahan yang telah dan akan terus dimanfaatkan pesulap untuk menghibur orang lain. Informasi yang tersebar cepat dan menjangkau seluruh pelosok membuat mayoritas manusia berpikir atau memandang segala sesuatunya dengan lebih terarah pada kesepakatan publik, atau bisa dibilang lebih sempit. Kita seolah-olah tidak mempunyai waktu untuk berpikir berbeda. Kita lebih dikendalikan oleh persepsi publik daripada persepsi kita sendiri.

Misalnya, Anda sedang duduk di halte bus dan tiba-tiba berhentilah sebuah sedan Jaguar keluaran terbaru di depan Anda. Anda secara langsung akan berpikir bahwa “yang punya mobil ini pastilah orang yang kelebihan uang”. Sementara Anda belum habis berpikir, keluarlah anak ABG dari pintu pengemudi. Anda mungkin langsung berpikir “pasti dia anak orang kaya”.

Kenyataan bahwa dia anak orang kaya atau tidak, siapa yang tahu ? Namun yang terjadi di pikiran kita adalah kita mengecap dia anak orang kaya, titik.

Sama seperti di permainan sulap, persepsi hanya terbentuk di kepala kita, bukan pada kenyataannya. Bila Anda melihat David Copperfield menembus Tembok Cina, sebenarnya itu adalah persepsi kita semua. Apakah kita melihat dia benar-benar menembus tembok atau “seolah-olah” dia menembus ? Kata “seolah-olah” inilah kunci dari permainan ini. Kita percaya pada indra kita dan kita melihatnya menembus, bukan “seolah-olah” menembus, inilah masalahnya."The way we see problem is the problem" - "Cara kita memandang masalah, itulah masalahnya.."

Pada anak kecil, persepsi belum banyak terbentuk, dan buat saya pribadi, bermain sulap di hadapan anak kecil lebih sulit daripada di hadapan orang dewasa. Anak kecil melihat segala sesuatu dengan apa adanya, sedangkan orang dewasa memiliki persepsi yang menancap kuat dibenaknya. Tidak bisa dipungkiri, pengaruh media memiliki peran yang besar dalam pembentukan persepsi manusia. Film misteri, sinetron, berita dan segudang iklan membanjiri kepala kita dan membuat persepsi yang seragam tentang banyak hal.

Tidak ada yang salah dalam memberi penilaian, mengevaluasi atau memandang kejadian yang ada di hadapan kita Namun inilah yang para pesulap pelajari. Mereka melakukan hal-hal yang berada di luar kebiasaan berpikir manusia, atau dalam bahasa lainnya "think out of the box", sehingga susah untuk ditangkap oleh mereka yang cara berpikirnya mengikuti arus (mainstream).

Jurus selanjutnya untuk mengetahui rahasia sulap adalah berpikir dengan cara berbeda, jangan berpikir seperti orang biasa.

Fokus

Jika pesulap menutup suatu benda dengan selembar kain, maka bisa dipastikan bahwa semua mata akan tertuju ke sesuatu yang tertutup tersebut. Ini yang disebut fokus. Fokus adalah pilihan, kita bisa memandang ke arah depan atau ke belakang. Masih ingatkah Anda dengan persentase yang pernah disebutkan di atas mengenai sulap ? Kebanyakan kita hanya fokus ke 50 %-nya, pada seninya saja.

Kita gampang sekali terpengaruh oleh bahasa tubuh pesulap. Ke mana arah tubuh dan tangannya bergerak, mata kita pasti selalu mengikutinya. Kemampuan mengendalikan fokus adalah satu hal yang pasti dimiliki oleh pesulap. Pesulap tahu bagaimana mengajak orang berpikir tertentu dan melihat hal tertentu. Atau sebaliknya, seperti mengalihkan perhatian, menghancurkan konsentrasi dan masih banyak lagi. Kalau Anda sering mendengar bahwa kita harus fokus dalam segala hal, sewaktu nonton sulap, janganlah terfokus. Jangan turuti apa yang diinginkan pesulap dan mungkin titik terang rahasia permainannya akan muncul.

Apa yang ingin disampaikan pesulap bukan hanya sebuah hiburan dan rasa penasaran, tapi lebih dari itu… sebuah pelajaran hidup yang dalam. Agar kita selalu berpikiran terbuka, belajar dari mana saja, dengan siapa saja, dan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Permainan sulap mengajarkan pada kita untuk berpikir di luar kotak, menjadi kreatif, melihat setiap kejadian dari sudut pandang yang berbeda, tidak dikendalikan situasi lalu pada akhirnya, mengendalikan fokus dalam diri kita.

Ada ribuan pelajaran lain dalam setiap permainan, bila kita mau duduk sebentar dan menyediakan waktu buat tubuh untuk berpikir dan merenung. Saya telah melewati itu semua, sampai-sampai saya berpikir lebih baik tidak mengetahui apa-apa tentang sulap sehingga diri ini bisa terperangah dan mendapatkan rasa penasaran sewaktu menonton permainan palsu ini.

Semakin tinggi kita belajar suatu bentuk seni, semakin tinggi pula tuntutan kepuasan untuk dapat menikmatinya.. Sangat sulit kita duduk manis seolah-olah tidak mengerti apa-apa, saat ada seorang pesulap mempertunjukan permainanya dihadapan kita karena kita sebenarnya tahu apa yang dilakukan oleh pesulap itu dan kadang timbul rasa arogan dan sombong dalam diri bahwa kita bisa melakukannya yang lebih baik dari pesulap itu, (padahal belum tentu juga sih...) itu perasaan yang sangat menyiksa sebenarnya, kadang saya iri melihat para penonton sulap yang awam saat melihat pertunjukan sulap, karena mereka dapat menikmati pertunjukan sulap itu dengan sempurna, sementara saya melihat sulap dengan berjibun referensi di kepala...

Baca Juga Yah Artikel Saya Yang Lain di bawah ini ::

Penulis: Alfian (poetra Doery) Lokasi:Samarinda,Muara Badak

Artikel MAKNA S.U.L.A.P, ‎ ♣♣♣diterbitkan oleh Alfian (poetra Doery) On Sunday, August 7, 2011. Terima kasih telah berkunjung.Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat. Bagikan artikel ini ke teman anda dengan meng "klik" situs jejaring sosial yang ada di bawah ini .Jangan lupa Add Facebook dan Follow Twitter saya yahh...Thanks.‎ ♣♣♣ Salam Alfian (poetra Doery)

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke "Poetra Doery's Blog",Mungkin Blog ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu comment,kritik maupun saran sangat di harapkan untuk di jadikan pembelajaran bagi saya pribadi.Bisa juga kirim saran atau pertanyaan di FACEBOOK atau TWITTER saya.DI TUNGGU KOMENNYA YAH !

Bagikan artikel ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More